Kamis, 31 Maret 2011

SPERMATOGENESIS & OOGENESIS

Oleh
Alit Adi Sanjaya





Awal dari suatu perkembangan adalah meleburnya inti ovum dan inti sperma. Organ yang berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin secara umum disebut gonad. Sedangkan sel kelamin itu sendiri disebut gamet (Artawan,2002). Oleh karena itu terdapat dua macam gamet, yaitu ovum dan sperma, maka ada dua jenis pembentukan gamet (gametogenesis )yaitu: spermatogenesis dan oogenesis.

Gonad pada hewan betina adalah ovarium yang pada umumnya terdapat berpasangan. Oogenesis adalah proses pembentukan sel yelur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur  yang disebut oogenia (jamak; oogonium).  Pembentukan sel telur pada manusia sudah terjadi sebelum kelahiran, yaitu didalam ovary fetus perempuan.

Adapun proses pembentukan sel telur adalah sebagai berikut. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara meiosis, namum hanya sampai pada fase profase. Pembelahan meiosis tersebut berhenti hingga bayi lahir dan mencapai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan meiosis I. Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan yang satu sel berukuran lebih kecil yang disebut badan kutub primer. Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami pembelahan meiosis II. Namun, pembelahan tersebut dapat berlangsung jika terjadi fertilisasi. Oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu sel lagi berukuran lebih kecil disebut badan kutub sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub segera hancur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap pembuahan oosit primer hanya menghasilkan satu ovum.

Secara morfologi dan anatomi, terdapat bermacam-macam ovum. Ovum biasanya dibeda-bedakan berdasarkan atas jumlah yolk atau deutoplasmanya, yaitu

1.      Alecithal : telur tipe ini tidak mempunyai deutoplasma, akan tetapi telur yang seperti ini hamper tidak ada karena untuk pertumbuhan embrio selalu membutuhkan makanan.
2.      Isolecithal (homolecithal) : ovum tipe ini hanya mengandung sedikit deutoplasma yang tersebar merata diseluruh ovum, misalnya ovum mamalia tingkat tinggi dan invertebrate.
3.      Telolecithal : ovum tipe ini biasanya memiliki deutoplasma yang cukup banyak dan terdapat pada bagian kutub vegetal, misalnya ovum ikan dan unggas.
4.      Sentrolecithal : pada ovum tipe ini deutoplasmanya terdapat di tengah-tengah ovum, misalnya ovum insekta.

 Ovum yang deutoplasmanya sangat banyak pada aves dan reptilian sering juga dinamakan ovum yang bertipe megalicithal atau polylecithal. Kemudian selaput-selaput pada telur dapat digolongkan dalam tiga macam:
  1. Membran primer, yang merupakan hasil/produk daripada ovum itu sendiri. Membran ini terdiri dari membran plasma dan membran vitellinus (pada saat terjadi fertilisasi membran vitellinus ini akan terbagi dan membentuk membran ketiga yang disebut membran fertilisasi). Pada kebanyakan telur-telur hewan laut yang bertipe homolecithal biasanya ada lapisan tambahan berupa jelly (lapisan tak hidup) diluar membran vitellinus. Pada cacing pasir (Nereis) dilindungi oleh benang-benang halus protoplasma.
  2. Membran sekunder, selaput ini merupakan hasil/produk dari sel-sel folikel yang mengelilingi ovum selama periode pemasakan ovum. Membran ini biasanya bersifat impermeable seperti contohnya pada chorion dari telur insekta dan juga pada telur cyclostomata (myxine). Untuk memudahkan penetrasi sperma, membran sekunder ini dilengkapi dengan satu atau lebih lubang kecil yang disebut micropyle.
  3. Membran tersier, membran ini merupakan hasil/produk dari oviduct, uterus dan kelenjar-kelenjar tambahan. Membran tersier ini sangat beragam bentuk dan keberadaanya. Sebagai contoh telur ayam memiliki tiga macam membran tersier yaitu:

·         lapisan albumin
·         membran cangkang (shell membran)
·         cangkang dari zat kapur (calcareous shell)

Berbeda dengan proses oogenesis pada hewan betina, pada hewan jantan memenuhi proses pembentukan sperma yang dikenal dengan istilah spermatogenesis. Setiap testis terdiri atas tubulus seminiferus yang mampu menghasilkan miliaran sperma. Dinding tubulus seminiferus dilapisi oleh sel germinal (spermatogonium). Jika telah matang secara seksual, sebagian spermatogonium mulai melakukan spermatogenesis dan sisanya membelah diri secara mitosis untuk memperbanyak spermatogonium.

Spermatogonium berubah menjadi spermatosit primer melalui pembelahan mitosis. Selanjutnya, spermatosit primer membelah diri secara miosis menjadi dua spermatosit sekunder yang haploid dan berukuran sama. Spermatosit sekunder mengalami pembelahan meiosis dua menghasilkan empat spermatid. Spermatid adalah calon sperma yang belum berekor. Spermatid yang telah mempunyai ekor disebut sperma. Pada manusia spermatogenesis berlangsung lebih kurang 16 hari. Selama spermatogenesis, sperma menerima bahan makanan dari sel-sel sertoli. Sel sertoli merupakan tipe sel lainnya di dalam tubulus seminiferus. 

2 komentar: